Senin, 23 Mei 2011

Contoh Kasus: Penerapan IFRS di INDONESIA

Contoh Kasus: Penerapan IFRS di INDONESIA
Posted by Feronica Romauli
SEKEDAR PENGANTAR

Akuntansi sebagai penyedia informasi bagi pengambil keputusan yang bersifat ekonomi juga dipengaruhi oleh lingkungan bisnis yang terus menerus berubah karena adanya globalisasi. Adanya transaksi antar negara dan prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda antar negara mengakibatkan munculnya kebutuhan akan standar akuntansi yang berlaku secara internasional. Oleh karena itu muncul organisasi yang bernama IASB atau International Accounting Standar Board yang mengeluarkan International Financial Report Standar (IFRS). IFRS kemudian dijadikan sebagai pedoman penyajian laporan keuangan di berbagai negara. dunia internasional masih belum dapat menerima adanya standar akuntansi yang berlaku secara universal karena banyaknya perbedaan di tiap-tiap negara yang disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, hukum, dan sosial. Sebagai ganti dari standarisasi sistem akuntansi yang berlaku global, muncul konsep harmonisasi standar akuntansi, dimana negara yang bersangkutan mengadopsi standar akuntansi internasional yang sesuai dengan kondisi negaranya dan tetap mempertahankan standar akuntansi nasional untuk transaksi-transaksi tertentu.
***

Contoh Kasus: Penerapan IFRS di INDONESIA

Judul: ADOPSI INTERNATIONAL FINANCIAL REPORT STANDARD: “KEBUTUHAN ATAU PAKSAAN?” STUDI KASUS PADA PT. GARUDA AIRLINES INDONESIA

Disusun oleh: MEGA ANJASMORO (skripsi: UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,2010)

Abstrak:
This study aimed to find out the reason and expectation of a company who adopts International Financial Report Standards (IFRS), to understand how the adoption and application of IFRS on a company and know the benefits and obstacles in conducting the process. Based on New Institutional Theory, this study tries to understand how the business environment of an organization is able to influence attitudes and behavior of individuals within the organization to gain legitimacy. This study was conducted with qualitative methods through a case study on PT. Garuda Airlines Indonesia (GA) by interviewed staff, managers, and vice president of finance department both in the branch office and head office, and do archival records obtained directly from the company and from its official website. The results of this study indicates that the reasons of adoption IFRS in GA is coming from the desire itself because the company needs an international standard that contains accounting treatment for aviation services and there’s no compulsion from the IAI . Benefits of IFRS adoption are transparency, comparable, and valuable financial report to raise the value of the company in public’s view. Another benefits that can be gained from the adoption of IFRS in the GA is the legitimacy of this organization's business environment. While IFRS adoption barriers are the IFRS capability of human resources, accounting system readiness and financing.
Keyword : IFRS, New Institutional Theory, Legitimacy, Comparable, Valuable.

Resume:
Penelitian dalam skripsi ini difokuskan pada adopsi IFRS di sebuah perusahaan, dalam hal ini adalah PT. Garuda Airlines Indonesia (GA), sebuah BUMN yang beroperasi di bidang jasa penerbangan dan merupakan maskapai penerbangan terbesar di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara real bagaimana praktik penyajian laporan keuangan sesuai IFRS pada perusahaan tersebut.

Alasan pemilihan PT. Garuda Airlines Indonesia sebagai setting penelitian adalah karena GA telah mengaplikasikan IFRS pada laporan keuangannya. Selain itu, GA merupakan perusahaan penerbangan nasional yang berstandar internasional dan sangat berpengaruh di Indonesia mengingat service yang memuaskan dan pemberian rasa aman selama terbang, sehingga keeksistensian GA tidak diragukan lagi. Alasan terakhir adalah karena GA merupakan perusahaan yang dianggap matang dan dijadikan percontohan oleh perusahaan penerbangan lain dalam mengelola keuangan dan laporan keuangan yang berstandar Internasional yang dapat dijadikan sebagai keunggulan kompetitif perusahaan ini.

Kenyataan bahwa GA bukan merupakan perusahaan publik, alasan GA melakukan adopsi IFRS pada laporan keuangan perlu dipertanyakan. Apakah paksaan dari pemerintah atau keinginan GA sendiri. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penyusun skripsi ini dengan beberapa orang di bagian keuangan baik di GA Semarang maupun GA Jakarta, diperoleh jawaban bahwa adopsi IFRS pada GA merupakan keinginan GA sendiri. Jadi pengadopsian IFRS pada GA merupakan inisiatif dari perusahaan dan bukan merupakan paksaan dari pemerintah. Dengan adanya keputusan pemerintah tentang kewajiban melakukan adopsi IFRS, pihak GA merasa terbantu sehingga nantinya adopsi IFRS di Indonesia tidak terlalu sulit karena pemerintah Indonesia sendiri mendukung tindakan tersebut. pihak GA merasa perlu menjadikan IFRS sebagai pedoman dalam membuat laporan keuangan karena pada IFRS terdapat chapter yang mengatur tentang perlakuan akuntansi untuk jasa penerbangan. Dengan adanya chapter tersebut, GA merasa lebih mudah dalam membuat laporan keuangan karena ada pedoman yang jelas. GA mengadopsi IFRS bukan karena paksaan pemerintah maupun aturan yang berlaku tetapi karena GA merasa bahwa adopsi IFRS merupakan sebuah kebutuhan sehingga dengan inisiatif pribadi dari manajemen perusahaan, GA mengadopsi IFRS pada laporan keuangannya.

Sedangkan hambatan yang dihadapi GA dalam melakukan adopsi IFRS adalah kesiapan SDM, kesiapan sistem akuntansi, dan hambatan dalam pembiayaan. Untuk mengatasi hal tersebut, GA mempunyai solusi dengan mempersiapkan SDM dengan IFRS capability, melakukan pengembangan software akuntansi, dan mempersiapkan biaya tambahan untuk proses adopsi.

http://romauliferonica.blogspot.com/2011/03/contoh-kasus-penerapan-ifrs-di.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar